Sintesis Senyawa Bahan Alam
Senyawa-senyawa bahan alam yang hampir tak
terbatas jumlahnya merupakan suatu tantangan bagi para ahli kimia yang bekerja
baik dalam bidang analitik maupun bidang sintesis. Sintesis senyawa bahan alam
memiliki keuntungan, yakni umumnya dengan biaya murah dan memberikan hasil yang
dapat direproduksi dengan baik. Selain itu, sintesis kimia menonjol karena
derivatnya dapat diperoleh dengan baik. Salah satu pengembangan baru dan paling
penting pada sintesis senyawa bahan alam dalam beberapa tahun terakhir ini
adalah sintesis senyawa bahan alam anti-tumor, misalnya Taksol, yang diperoleh
melalui semi sintesis, Tamoksifen dan Karboplatin sebagaimana juga epotilon
(Gambar 1) yang baru-baru ini ditemukan. Epotilon merupakan tema yang baru,
menghebohkan, dan menjanjikan dalam bidang kimia, biologi, dan kedokteran.
Pada awal penelitian mengenai epotilon, tidak diketahui bagian
mana di dalam molekul yang relefan dan bagian mana yang tidak relefan dengan
aktivitas biologisnya. Setelah ratusan turunan epotilon disintesis dengan waktu
yang relatif tidak lama, berikut aktifitasnya, dapat dijelaskan hubungan antara
struktur epotilon dan aktifitas biologisnya. Gambar 2 menjelaskan suatu
iktisar hubungan struktur dan aktifitas epotilon yang berasal dari data
publikasi. Di dalam struktur epotilon dapat ditemukan empat daerah yang sangat
berguna sehubungan dengan aktifitas biologisnya.
Nama epotilon tersusun dari unit-unit yang terdapat didalamnya,
yaitu: epoksida, tiazol, dan keton. Epotilon pertama kali ditemukan oleh ilmuan
kelompok penelitian bioteknologi (GBF) Braunschweig yang dipimpin oleh ahli
mikrobiologi Hans Reichenbach dan ahli kimia Gerhard Höfle. Epotilon diisolasi
dari ekstrak jaringan jenis Mycobakterium Sorangium Sellulosum So ce 90 yang
pertama kali ditemukan pada tahun 1985 di tepi dasar sungai Sambesi, Afrika
Selatan. Salah satu fenomena yang menarik adalah ternyata bahwa walaupun
epotilon dan taksol mempunyai struktur yang berbeda, namun epotilon mengikat
mikrotubulin pada tempat yang sama, dan bahkan dapat menggantikan taksol pada
daerah ikatannya. Pada Tubulin assay’s menunjukkan bahwa epotilon A (1)
aktifitasnya sama dengan paklitaksel, tetapi epotilon B (2) ternyata lebih
aktif 2000-5000 kali. Sejak penemuan mekanisme aktivitas taksol, hampir 20
tahun yang lalu, epotilon merupakan bahan pertama yang memperlihatkan efek
stabilisasi mikrotubulin yang sama, walaupun telah dilakukan penelitian secara
intensif.
Gambar 3. Reaksi total sintesis Epotilon
DAFTAR
PUSTAKA
Muharram, M. 2009. “Strategi Sintesis Total
Senyawa Epotilon: Suatu Senyawa Aktif Baru Yang Potensial Sebagai Anti-Kanker”. Jurnal Chemica. Vol. 10 Nomor 2.
Ya. Jadi, apa manfaat senyawa tersebut?
BalasHapusEpotilon bermanfaat sebagai pengikat mikrotubulin yang berguna dalam bidang bioteknologi
Hapusapa penyebab terjadinya pembukaan cincin aromatis pada 6 kerangka aromatis pada senyawa ini? mohon dijelaskan ya. trimksh
BalasHapusCincin aromatis pada kerangka 6 aromatis yang terbuka disebabkan oleh senyawa epotilon dalak menjaga kestabilannya
HapusApa pentingnya melakukan sintesis total senyawa organik? Mohon dijelaskan?
BalasHapusPentingnya melakukan sintesis total adalah sebagai menyempurnakan senyawa yang akan disintesis
Hapusapa yang menyebabkan epotiolon dapat terbagi menjadi beberapa macam jenis ?
BalasHapusPenyebabnya adalah karena epotilon emiliki jenis dengan aktivitas yang berbeda dalam mengikat suatu senyawa
HapusApa yang dimaksud dengan reaksi diels-alder dalam total sintesis senyawa tersebut?
BalasHapusReaksi Diels-Alder adalah reaksi kimia organik antara diena terkonjugasi dengan alkena tersubstitusi, umumnya dinamakan sebagai dienofil, membentuk sikloheksena tersubstitusi.
Hapusbagaimana perbedaan antara senyawa bahan alam dengan bahan alam yang disintesis?
BalasHapusPerbedaannya adalah pada senyawa bahan alam yang disintesis merupakan hasil dari bahan alam yang alami
HapusApakah aplikasi dari epitilon serta dmn kah terdapat? (daerahnya)
BalasHapusapa keunggulan sintesis senyawa epotilon ?
BalasHapus